Pages

Cari Blog Ini


Neurologi, Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Manisfestasi Klinik Stroke

Stroke iskemik memberikan gambaran klinis berupa simptom dan tanda fokal yang berhubungan dengan area otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang terkena. Pada stroke iskemik, oklusi pembuluh darah menghalangi aliran darah ke area spesifik di otak, mengganggu fungsi neurologik yang bergantung pada regio tersebut dan memberikan gambaran pola defisit yang khas untuk regio tersebut. Berbeda dengan stroke iskemik, stroke hemoragik memberikan pola keterlibatan fokal yang tidak dapat diprediksikan sebab komplikasinya seperti peningkatan tekanan intrakranial, oedema cerebral, penekanan jaringan otak dan pembuluh darah atau perembesan darah melalui rongga subaraknoid atau ventrikel otak dapat mengganggu fungsi otak yang jauh dari tempat perdarahan terjadi.
Sebelum melangkah lebih jauh sebaiknya kita mengetahui dahulu sirkulasi darah darah otak. Peredaran darah di otak dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu :
1. Sirkulasi anterior
Sirkulasi anterior otak yang mensuplai sebagian besar dari korteks dan substansia putih subkorteks, basal ganglia, dan kapsula interna, terdiri atas : arteri karotis interna dan cabang-cabangnya yaitu arteri koroidal anterior, arteri cerebral anterior, arteri cerebral media. Arteri cerebral media memberikan cabang arteri lentikulostriata. Stroke yang diakibatkan oleh gangguan pada sirkulasi anterior akan memberikan gejala dan tanda berupa aplasia, apraxia, agnosia, hemiparesis, hemisensori dan defek visual.
2. Sirkulasi posterior
Sirkulasi posterior otak mensuplai batang otak, cerebellum, thalamus dan juga bagian dari lobus occipital dan temporal. Sirkulasi ini terdiri atas: sepasang arteri vertebralis, ateri basilaris dan cabangnya yaitu arteri serebelaris posterior inferior, arteri serebelaris anterior inferior, arteri serebelaris superior, dan arteri cerebral posterior. Stroke yang diakibatkan oleh gangguan pada sirkulasi posterior akan memberikan gejala dan tanda berupa disfungsi batang otak, termasuk koma, vertigo, mual dan muntah, kelumpuhan nervus kranialis, ataksia dan defisit sensorimotorik yang mengenai wajah pada satu sisi tubuh dan anggota gerak pada sisi lainnya. Hemiparesis, hemisensori dan defisit lapangan penglihatan juga terjadi, tetapi tidaklah spesifik untuk stroke yang diakibatkan oleh gangguan pada sirkulasi posterior. Pendekatan klinis terhadap stroke iskemik bergantung pada kemampuan untuk mengidentifikasi dasar neuroanatomik dari defisit klinis.
Berikut adalah korelasi klinik anatomik dari stroke iskemik.
1. Arteri serebral anterior
Arteri serebral anterior mensuplai korteks serebral parasagital, yang termasuk bagian dari korteks motorik dan sensorik yang berhubungan dengan kaki kontralateral dan juga disebut sebagai pusat inhibisi dan mikturisi kandung kemih. Stroke akibat oklusi arteri serebral anterior jarang dijumpai bila dibandingkan dengan stroke akibat oklusi arteri cerebral medial yang menerima aliran darah serebral dalam jumlah besar. Dapat dijumpai paralisis lengan dan tungkai kontralateral, grasp reflex kontralateral, rigiditas gegenhalten, abulia, gangguan gait, prespirasi dan inkontinensia urin.
2. Arteri serebral medial
Arteri cerebral medial mensuplai sisa dari hemisfer cerebral dan struktur subkortikal dalam. Cabang kortikal dari arteri cerebral medial termasuk devisi superior mensuplai seluruh area korteks motorik dan sensorik dari wajah, tangan, dan lengan Berta area berbahasa ekspresif (Broca) dari hemisfer dominan. Devisi inferior mensuplai radiasi visual, area berbahasa reseptif (Wernicke) dari hemisfer dominan. Arteri lentikulostriata yang merupakan cabang dari bagian proksimal arteri cerebral medial mensuplai daerah basal ganglia dan juga serabut motorik untuk wajah, lengan, tangan, kaki pada genu dan krus posterior kapsula interna.Arteri serebralis medial adalah arteri yang paling Bering terkena dalam stroke iskemik. Bergantung dari devisi yang terlibat, bermacam-macam gambaran klinis dapat terlihat.
  • Stroke devisi superior
    Hemiparesis kontralateral yang mengenai wajah, tangan dan lengan tetapi tidak pada kaki; hemisensori kontralateral pada area yang sama; tanpa hemianopia homonim. Kalau area hemisfer dominan terlibat maka selain gambaran diatas juga disertai dengan afasi broca.
  • Stroke devisi inferior
    Hemianopsia homonim kontralateral; gangguan fungsi sensoris kortikal yang bermakna seperti grafastesia dan stereognosis pada kontralateral tubuh, anosognosia, dressing apraxia, konstruksional apraxia. Kalau hemisfer dominan juga ikut terkena maka dijumpai aplasia Wernicke.
3. Arteri karotis interna
Derajat keparahan stroke arteri karotis interna sangat bervariasi bergantung pada adekuat tidaknya sirkulasi kolateral. Oklusi arteri karotis dapat bersifat asimptomatik, sedang yang simptomatik memberikan gejala yang mirip dengan stroke arteri cerebralis medial walaupun gejala lain mungkin juga timbul.
4. Arteri serebralis posterior
Arteri serebralis posterior yang berasal dari ujung arteri basiler memberi suplai darah pada korteks cerebral okksipital, lobus temporal medial, thalamus dan rostral otak tengah. Gambaran klinis berupa hemianopia homonym yang mengenai lapangan pandang kontralateral. Kalau oklusi terjadi pada level otak tengah, abnormalitas ocular yang meliputi kelumpuhan pandangan vertical, kelumpuhan nervus okulomotor. Kalau oklusi yang terjadi mengenai lobus oksipital hemisfer dominan, maka pasien akan mengalami anomik fasia, aleksia tanpa agrafia, dan visual agnosia.
5. Arteri Basiler
Arteri basiler berasal dari pertemuan sepasang arteri vertebralis. Arteri basiler berjalan melalui permukaan ventral dari batang otak dan berakhir pada level otak tengah, kemudian bercabang menjadi arteri serebralis posterior. Cabang-cabang arteri basiler mensuplai lobus oksipital dan temporal medial, thalamus medial, krus posterior dari kapsula interna dan keseluruhan batang otak dan serebellum.
Gambaran oklusi thrombus dan emboli pada arteri basiler
Di klinis sehari-hari, factor predisposisi pasien dengan gangguan serebrovaskuler harus cari, yang paling memungkinkan adalah TIA, hipertensi dan diabetes mellitus. Kondisi medis lain seperti, penyakit jantung iskemik atau penyakit katup jantung atau aritmia jantung juga harus dicari. Dari gambaran klinis yang ada, harus dapat menentukan kira-kira stroke ini disebabkan oleh suatu proses thrombosis atau emboli. Pasien dengan thrombosis biasanya mempunyai gambaran klinis defisiensi neurologic yang bertambah secara bertahap dan biasanya sebelumnya didahului oleh episode TIA. Sedang stroke yang disebabkan oleh emboli biasanya memberikan gambaran defisit neurologic yang muncul secara tiba-tiba taanpa ada tanda-tanda peringatan dan gejalanya maksimal saat onsetnya.

0 komentar:

Posting Komentar