Pages

Cari Blog Ini


Pengukuran Nyeri


18069 
Tipe Pengukuran Nyeri

Ada 3 tipe pengukuran nyeri yaitu : self-report measure, observational measure, dan pengukuran fisiologis.

Self-report measure

Pengukuran tersebut seringkali melibatkan penilaian nyeri pada beberapa jenis skala metrik. Seorang peenderita diminta untuk menilai sendiri rasa nyeri yang dirasakan apakan nyeri yang berat (sangat nyeri), kurang nyeri dan nyeri sedang. Menggunakan buku harian merupakan cara lain untuk memperoleh informasi baru tentang nyerinya jika rasa nyerinya terus menerus atau menetap atau kronik. Cara ini sangat membantu untuk mengukur pengaruh nyeri terhadap kehidupan pasien tersebut. Penilaian terhadap intensitas nyeri, kondisi psikis dan emosional atau keadaan affektif nyeri juga dapat dicatat. Self-report dianggap sebagai standar gold untuk pengukuran nyeri karena konsisten terhadap definisi/makna nyeri. Yang termasuk dalam self-report measure adalah skala pengukuran nyeri (misalnya VRS, VAS, dll), pain drawing, McGill Pain Quesioner, Diary, dll).

Observational measure (pengukuran secara observasi)

Pengukuran ini adalah metode lain dari pengukuran nyeri. Observational measure biasanya mengandalkan pada seorang terapis untuk mencapai kesempurnaan pengukuran dari berbagai aspek pengalaman nyeri dan biasanya berkaitan dengan tingkah laku penderita. Pengukuran ini relatif mahal karena membutuhkan waktu observasi yang lama. Pengukuran ini mungkin kurang sensitif terhadap komponen subyektif dan affektif dari nyeri. Yang termasuk dalam observational measure adalah pengukuran tingkah laku, fungsi, ROM, dan lain-lain.

Pengukuran fisiologis

Perubahan biologis dapat digunakan sebagai pengukuran tidak langsung pada nyeri akut, tetapi respon biologis pada nyeri akut dapat distabilkan dalam beberapa waktu karena tubuh dapat berusaha memulihkan homeostatisnya. Sebagai contoh, pernapasan atau denyut nadi mungkin menunjukkan beberapa perubahan yang kecil pada awal migrain jika terjadi serangan yang tiba-tiba dan keras, tetapi beberapa waktu kemudian perubahan tersebut akan kembali sebelum migrain tersebut menetap sekalipun migrainnya berlangsung lama. Pengukuran fisiologis berguna dalam keadaan dimana pengukuran secara observasi lebih sulit dilakukan. Yang termasuk dalam pengukuran fisiologis adalah pemeriksaan denyut nadi, pernapasan, dll.

Jenis-jenis Pengukuran Nyeri

Pengukuran nyeri terdiri dari pengukuran komponen sensorik (intensitas nyeri) dan pengukuran komponen afektif (toleransi nyeri).

Pengukuran komponen sensorik

Ada 3 metode yang umumnya digunakan untuk memeriksa intensitas nyeri yaitu Verbal Rating Scale (VRS), Visual Analogue Scala (VAS), dan Numerical Rating Scale (NRS).

VRS adalah alat ukur yang menggunakan kata sifat untuk menggambarkan level intensitas nyeri yang berbeda, range dari “no pain” sampai “nyeri hebat” (extreme pain). VRS merupakan alat pemeriksaan yang efektif untuk memeriksa intensitas nyeri. VRS biasanya diskore dengan memberikan angka pada setiap kata sifat sesuai dengan tingkat intensitas nyerinya. Sebagai contoh, dengan menggunakan skala 5-point yaitu none (tidak ada nyeri) dengan skore “0”, mild (kurang nyeri) dengan skore “1”, moderate (nyeri yang sedang) dengan skore “2”, severe (nyeri keras) dengan skor “3”, very severe (nyeri yang sangat keras) dengan skore “4”. Angka tersebut berkaitan dengan kata sifat dalam VRS, kemudian digunakan untuk memberikan skore untuk intensitas nyeri pasien. VRS ini mempunyai keterbatasan didalam mengaplikasikannya. Beberapa keterbatasan VRS adalah adanya ketidakmampuan pasien untuk menghubungkan kata sifat yang cocok untuk level intensitas nyerinya, dan ketidakmampuan pasien yang buta huruf untuk memahami kata sifat yang digunakan

Numeral Rating Scale adalah suatu alat ukur yang meminta pasien untuk menilai rasa nyerinya sesuai dengan level intensitas nyerinya pada skala numeral dari 0 – 10 atau 0 – 100. Angka 0 berarti “no pain” dan 10 atau 100 berarti “severe pain” (nyeri hebat). Dengan skala NRS-101 dan skala NRS-11 point, dokter/terapis dapat memperoleh data basic yang berarti dan kemudian digunakan skala tersebut pada setiap pengobatan berikutnya untuk memonitor apakah terjadi kemajuan.

VAS adalah alat ukur lainnya yang digunakan untuk memeriksa intensitas nyeri dan secara khusus meliputi 10-15 cm garis, dengan setiap ujungnya ditandai dengan level intensitas nyeri (ujung kiri diberi tanda “no pain” dan ujung kanan diberi tanda “bad pain” (nyeri hebat). Pasien diminta untuk menandai disepanjang garis tersebut sesuai dengan level intensitas nyeri yang dirasakan pasien. Kemudian jaraknya diukur dari batas kiri sampai pada tanda yang diberi oleh pasien (ukuran mm), dan itulah skorenya yang menunjukkan level intensitas nyeri. Kemudian skore tersebut dicatat untuk melihat kemajuan pengobatan/terapi selanjutnya. Secara potensial, VAS lebih sensitif terhadap intensitas nyeri daripada pengukuran lainnya seperti VRS skala 5-point karena responnya yang lebih terbatas. Begitu pula, VAS lebih sensitif terhadap perubahan pada nyeri kronik daripada nyeri akut (Carlson, 1983 ; McGuire, 1984). Ada beberapa keterbatasan dari VAS yaitu pada beberapa pasien khususnya orang tua akan mengalami kesulitan merespon grafik VAS daripada skala verbal nyeri (VRS) (Jensen et.al, 1986; Kremer et.al, 1981). Beberapa pasien mungkin sulit untuk menilai nyerinya pada VAS karena sangat sulit dipahami skala VAS sehingga supervisi yang teliti dari dokter/terapis dapat meminimalkan kesempatan error (Jensen et.al, 1986). Dengan demikian, jika memilih VAS sebagai alat ukur maka penjelasan yang akurat terhadap pasien dan perhatian yang serius terhadap skore VAS adalah hal yang vital (Jensen & Karoly, 1992)
.

Manfaat Pijat Bayi

, ,
Terapi sentuh, terutama pijat menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan dan dapat diukur secara ilmiah, antara lain melalui pengukuran kadar cortisol ludah, kadar cortisol plasma secara radioimmunoassay, kadar hormone stress (catecholamine) air seni, dan pemeriksaan EEG (electro encephalogram, gambaran gelombang otak).
Efek Biokimia dan Fisik yang Positif
Efek biokimia yang positif dari pijat, antara lain:
- Menurunkan kadar hormone stress (catecholamine), dan
- Meningkatkan kadar serotonin.
Selain efek biokimia, pijatan memberikan efek fisis/klinis sebagai berikut:
- Meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari system imunitas (sel pembunuh alami)
- Mengubah gelombang otak secara positif
- Memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan
- Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan
- Meningkatkan kenaikan berat badan dan Meningkatkan pertumbuhan
- Mengurangi depresi dan ketegangan
- Membuat tidur lelap dan Meningkatkan kesiagaan.
- Mengurangi rasa sakit
- Mengurangi kembung dan kolik (sakit perut)
Kolik atau sakit perut pada bayi ditunjukkan oleh bayi secara khas, yaitu dengan “tangis sakit” yang melengking.Secara teori penyebab kolik yang menonjol antara lain susunan saraf autonom yang tidak seimbang, adanya gangguan pada pertumbuhan mekanisme control tidur/bangun, atau gangguan interaksi antara orang tua dan bayi.kolik juga sering dihubungkan dengan adanya gangguan pada saluran pencernaan dan kesukaran makan.
Untuk mengurangi kolik ini dianjurkan untuk memijat bayinya pada waktu kolik berlangsung dan pada waktu menjelang tidur.Para peneliti juga menemukan bahwa bayi-bayi yang dipijat, interaksi dengan orang tuanya menjadi lebih positif, rasa gelisah berkurang, dan dapat lebih teratur tidur/bangunnya.
- Meningkatkan hungungan batin antara orang tua dan bayinya (bonding)
Sentuhan dan pandangan kasih orang tua pada bayinya akan mengalirkan kekuatan jalinan kasih diantara keduanya.Pada perkembangan anak, sentuhan orang tua adalah dasar perkembangan komunikasi yang akan memupuk cinta kasih secara timbale balik.Semua ini akan menjadi penentu bagi anak untuk secara potensial menjadi anak berbudi pekerti baik yang percaya diri.
- Meningkatkan volume air susu ibu.

Otot-otot Pharynx

Otot pharynx dibagi menjadi otot-otot konstriktor pharynx (Mm. constrictors pharyngis superior, medius dan inferior) dan otot-otot levator pharynx (M. styopharyngeus, M. salpingopharyngeus and M. palatopharyngeus).
a Konstriktor pharynx
1. Otot : M.constrictor pharyngis superior
  • Nervus : Rr. Pharyngeales nervi glossopharyngei [IX] (= Plexus pharyngeus)
  • Origo :
    - Pars pterygopharygea : margo posterior laminae Proc. Pterygoidei, Hamulus ossis pterygoidei
    - Pars buccopharyngea : Raphe pterygomandibularis
    - Pars mylopharyngea : Linea mylohyoidea mandibulae
    - Pars glossopharyngea : M. transverses linguae
  • Insertio : Membrana pharyngobasilaris, sepertiga superior Raphe pharyngis
  • Fungsi : Konstriksi pharyx, memisahkan mesopharynx (bersama dengan M. palatopharyngeus), memperlancar transpor makanan ke dalam oesophagus dengan kontraksi menyerupai-gelombang (gelombang peristaltik)
2. Otot : M. constrictor pharyngis medius
  • Nervi : Rr. Pharyngeales dari N. glossopharyngeus [IX] dan nervi vagi [X] (= Plexus pharyngeus)
  • Origo :
    - Pars chondropharyngea : Cornuminus ossis hyoidei
    - Pars ceratopharygea : cornumajus ossis hyoidei
  • Insertio : Sepertiga tengah Raphe pharyngis, di atas M. constrictor pharyngis superior
  • Fungsi : Konstriksi pharynx dari belakang, memperlancar transpor makanan ke dalam oesophagus dengan konstraksi menyerupai-gelombang (gelombang peristaltic)
3. Otot : M. constrictor pharyngis inferior
  • Nervi : Rr. Pharyngeales nervi vagi [X] (= Plexus pharyngeus)
  • Origo :
    - Pars thyropharyngea : permukaan luar cartilago thyroidea di belakang Linea oblique
    - Pars cricopharyngea : permukaan lateral cartilago cricoidea
    - Pars tracheopharyngea : permukaan lateral cartilago trachealis I
  • Insertio : Sepertiga tengah dan inferior Raphe pharyngis, diatas M. constrictor pharyngis medius
  • Fungsi : Konstriksi pharynx dari belakang memperlancar transpor makanan ke dalam oesphagus dengan konstraksi menyerupai-gelombang (gelombang peristaltik)
b. Otot-otot levator pharynx
1. Otot : M. palatopharyngeus (secara fungsional, otot ini termasuk juga otot palatum)
  • Nervi : Rr. Pharyngeales dari N. glossopharyngeus [IX] (= Plexus pharyngeus)
  • Origo : Aponeurosis palatina, Hamulus ossis pterygoidei
  • Insertio : Cartilago thyroidea, berinsersi kedinding lateral dan posterior pharynx
  • Fungsi : Konstriksi isthamus faucei, depresi platum molle, memngangkat dinding pharynx kea rah platum molle
2. Otot : M. salpingopharyngeus
  • Nervi : Rr. Pharyngeales nervi glossopharyngei [IX] (= Plexus pharyngeus)
  • Origo : tepi bebas dan permukaan inferior cartilago tubae auditivae
  • Insertio : Berinsersi ke dinding lateral pharynx
  • Fungsi : menggangkat pharynx
3. Otot : M. stylopharyngeus
  • Nervi : R. musculi stylopharyngei nervi glossopharyngei [IX]
  • Origo : Proc. Styloideus ossis temporalis
  • Insertio : Cartilago thyroidea, berinsersi kedinding lateral pharynx diantara M. constrictor superior dan M. constrictor medius
  • Fungsi : menggangkat pharynx

Massage Olahraga dan Efeknya Terhadap Tubuh


Efek fisik dari massage
Pumping -
Gerakan membelai (stroking) dalam massage akan mengisap cairan melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Dengan meningkatkan tekanan di depan pada teknik stroke, vakum (pengosongan) dibuat di belakang. Hal ini terutama penting dalam ketegangan atau kerusakan jaringan otot sebagaimana otot kencang akan menekan darah keluar seperti spons, menghilangkan jaringan nutrisi vital dan energi untuk perbaikan.
Peningkatan permeabilitas jaringan -
Deep massage menyebabkan pori-pori di membran jaringan terbuka, memungkinkan cairan dan nutrisi untuk melewatinya. Ini membantu menghilangkan produk-produk limbah seperti asam laktat dan mendorong otot untuk mengambil oksigen dan nutrisi yang membantu mereka pulih lebih cepat.
Peregangan -
Massage dapat meregangkan jaringan yang tidak dapat meregang dalam metode biasa. Kumpulan serat otot dapat teregang secara memanjang serta menyamping. Massage juga dapat meregangkan selubung atau fasia yang mengelilingi otot, sehingga melepaskan ketegangan.
Menguraikan jaringan parut -
Jaringan parut adalah hasil dari cedera atau trauma sebelumnya dan dapat mempengaruhi otot, tendon dan ligamen. Hal ini dapat mengakibatkan jaringan menjadi tidak fleksibel sehingga rentan terhadap cedera dan rasa sakit.
Meningkatkan elastisitas jaringan -
Pelatihan yang keras dapat membuat jaringan keras dan tidak elastis. Ini adalah salah satu alasan mengapa pelatihan yang keras mungkin tidak menghasilkan perbaikan. Massage dapat membantu mengembalikannya dengan cara meregangkan jaringannya.
Membuka mikro-sirkulasi
Massage dapat meningkatkan aliran darah ke jaringan, begitu pula latihan. Massage juga dapat membuka atau melebarkan pembuluh darah dan peregangannya yang memungkinkan nutrisi ini lewat lebih mudah.
Efek fisiologis massage olahraga
Pengurangan Nyeri –
Ketegangan dan produk-produk sisa metabolisme pada otot dapat menimbulkan rasa nyeri. Massage membantu mengurangi ini dalam banyak cara, termasuk tubuh melepaskan endorfin.
Relaksasi
Relaksasi otot melalui panas yang dihasilkan, sirkulasi dan peregangan. Mechanoreceptors memberikan sensasi sentuhan, tekanan, pemanjangan dan penghangatan jaringan yang dirangsang yang menyebabkan refleks relaksasi.
Efek psikologis massage
Mengurangi kegelisahan -
Melalui efek yang disebutkan di atas diinduksi dan relaksasi sehingga mengurangi tingkat kecemasan.
Menyegarkan -
Jika pijatan dilakukan dengan gerakan cepat seperti apa yang akan dilakukan sebelumnya maka hal ini dapat menghasilkan perasaan yang menyegarkan.

Proses Penanganan Pada Cidera Olahraga

“Cedera Olahraga” adalah rasa sakit yang ditimbulkan karena olahraga, sehingga dapat menimbulkan cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh. Cedera Olah Raga adalah cedera pada sistem otot dan rangka tubuh yang disebabkan oleh kegiatan olah raga.
Cedera olah raga yang sering terjadi adalah:
  • Patah tulang karena tekanan
  • Shin splints
  • Tendinitis
  • Lutut pelari
  • Cedera urat lutut
  • Punggung altit angkat besi
  • Sikut petenis
  • Cedera kepala
  • Cedera kaki.
Pencegahan Cidera
  1. Menentukan kondisi kesehatan secara umum
  2. Mendeteksi keadaan postur tubuh yang mungkin dapat menyebabkan cedera
  3. Mendeteksi keadaan-keadaan yang membahayakan bila yang bersangkutan melakukan olah raga.
Proses Penyembuhan
Hemostasis
- Terjadinya proses perdarahan
- Bekuan darah terjadi 6 – 8 jam
Inflamasi
- Terjadinya proses peradangan
- Terdapat tanda-tanda radang, yaitu ; bengkak, kemerahan, nyeri, panas lokal, terganggunya fungsi.
- Terjadi 2 kali 24 jam setelah cidera, cidera berat sampai 1 minggu.
Proliferasi
- Mulai terjadi proses penyembuhan
- Terjadi 7 – 21 hari
Remodelling
- Terjadinya proses pemulihan kembali
- Terjadi sampai 18 bulan.
Proses Penanganan pada cidera olah raga
Pemeriksaan
Anamnesis (tanya jawab dengan pasien), ditanyakan mula timbulnya cidera
Palpasi dan Inspeksi (diraba dan dilihat)
Pemeriksaan gerak dasar.
- Pemeriksaan gerak pasif
- Pemeriksaan gerak aktif
- Pemeriksaan gerak isometrik melawan tahanan
Diagnosis, menentukan daerah mana dan bagian apa yang mengalami cidera.
Perencanaan, menentukan pengobatan yang paling tepat untuk cidera yang dialami.
Pelaksanaan pengobatan
Evaluasi.
Secara prinsip seperti pula pada cidera yang lain maka upaya penyembuhan adalah kesempatan jaringan untuk sembuh baik sehingga tidak menimbulkan jaringan yang tidak diinginkan. Oleh karena itu prinsip pengobatan pada kondisi akut mempunyai program yang sangat terkenal yaitu berikan RICE, yaitu ;
R: REST, jaringan yang terkena cidera harus diistirahatkan dalam kurun waktu tertentu agar mendapat kesempatan untuk sembuh
I: ICE, yaitu diberikannya pengobatan dengan es dengan tujuan untuk menahan vasodilatasi dan agar terjadi vasokonstriksi.
C: CROMPRESSION, yaitu pemberian tekanan yang rata dengan tujuan untuk mencegah pembengkakan yang berlebihan.
E: ELEVATION, yaitu menaikan anggota tubuh yang cidera agar dapat membantu pengembalian darah ke jantung.
Dan hindari HARM, yaitu
H: HEAT, pemberian panas justru akan meningkatkan perdarahan
A: ALCOHOL,akan meningkatkan pembengkakan
R: RUNNING, atau exercise terlalu dini akan memburuk cidera
M: MASSAGE, tidak boleh diberikan pada masa akut karena akan merusak jaringan.

Efek Terapi Ultrasound dan Penerapannya

Efek terapeutik US masih sedang diperdebatkan. Sampai saat ini, masih sangat sedikit bukti untuk menjelaskan bagaimana US bisa menyebabkan efek terapeutik dalam jaringan yang terluka. Namun demikian praktisi di seluruh dunia terus menggunakan modalitas terapi ini sesuai dengan pengalaman pribadi, bukan bukti ilmiah. Berikut adalah sejumlah teori oleh US yang berhubungan dengan efek terapeutik.
Thermal Efek:
Ketika gelombang ultrasonik lulus dari transuder ke dalam kulit yang menyebabkan getaran di sekitar jaringan, terutama yang mengandung kolagen. Getaran yang meningkat ini menyebabkan produksi panas dalam jaringan. Pada kebanyakan kasus, hal ini tidak dapat dirasakan oleh pasien sendiri. Peningkatan suhu ini dapat menyebabkan peningkatan Ekstensibilitas struktur seperti ligamen, tendon, jaringan parut dan kapsul fibrosa sendi. Selain itu, pemanasan juga dapat membantu untuk mengurangi rasa sakit dan kejang otot dan meningkatkan proses penyembuhan.
Efek pada inflamasi dan Proses Perbaikan:
Salah satu manfaat terbesar terapi US yang disampaikan adalah yaitu mengurangi waktu penyembuhan cedera jaringan lunak tertentu.
• US berpikir untuk mempercepat waktu penyembuhan yang normal dari proses peradangan dengan menarik lebih banyak “mast sells” ke lokasi cedera. Ini dapat menyebabkan peningkatan aliran darah yang dapat bermanfaat pada fase sub-akut pada cedera jaringan. US tidak di anjurkan pada cidera dimana peningkatan aliran darah masih berlangsung.
• Ultrasonografi juga dapat merangsang produksi kolagen khususnya komponen protein dalam jaringan lunak seperti tendon dan ligamen. Oleh karena itu US dapat mempercepat fase proliferatif pada penyembuhan jaringan.
• US berpikir untuk meningkatkan ekstensibilitas kolagen dan dapat memiliki efek positif pada fibrosa jaringan parut yang dapat terbentuk setelah cedera.
Penerapan Ultrasound:
• Ultrasound biasanya diterapkan dengan menggunakan transduser yang memancarkan sinar ultrasonik. Bergerak terus menerus dalam kulit sekitar 3-5 menit. Pengobatan dapat diulangi 1-2 kali setiap hari, lebih sering pada kondisi cidera akut dan lebih jarang frekuensinya pada kasus-kasus kronis.
• Dosis Ultrasound dapat bervariasi baik dalam intensitas atau frekuensi. Frekuensi rendah digunakan pada daerah-daerah cidera yang letaknya lebih dalam, sedang frekuensi tinggi digunakan untuk permukaan yang lebih dekat dengan kulit.
Kontraindikasi Untuk Penggunaan:
• pada penyakit jaringan yang abnormal, tekanan darah yang tinggi, tumor yang menyebar di seluruh tubuh.
Jangan gunakan jika pasien menderita dari:
• tumor ganas atau kanker jaringan
• infeksi akut
• Risiko perdarahan
• ischeamic jaringan berat
• ada riwayat trombosis vena
• terkena jaringan saraf
• Kecurigaan terhadap patah tulang
• Jika pasien hamil
• Jangan gunakan di daerah gonad (alat kelamin),

Terapi Latihan (Terapi Bobath)


Terapi ini pertama kali diperkenalkan oleh Bertha Bobath. Terapi ini dikenal nama NDT (Neuro Developmental Treatment).
Dasar metode Bobath
Dasar pengobatan bobath ialah perkembangan motoris yang normal, dimana righting reaction dan keseimbangan merupakan faktor yang sangat penting. Prinsip pengobatannya ialah fasilitasi, inhibisi dan stimulasi.
Righting reaction
Reaksi yang pertama kali muncul pada anak ialah righting reaction yaitu pada usia 10-12 bulan dan hilang pada usia 6 tahun. Yang termasuk righting reaction ialah:
1. Neck righting reaction
Dengan memutar kepala secara pasif atau aktif ke salah satu sisi dengan posisi terlentang akan terjadi gerakan memutar ke samping atau miring.
2. Labirinthing reaction
Reaksinya ialah menegakkan kepala dalam posisi tengkurap, muncul pada usia 1-6 bulan
3. Reaksi vaetibular
Reaksi mempertahankan kepala saat terlentang menuju keduduk
4. Body righting reaction (gerakan kepala)
Mengatur posisi kepala diudara, timbul saat kaki anak disentuhkan dilantai, yang diikuti tegaknya kepala.
5. Body righting reaction (gerakan tubuh)
Terdapat pada anak usia 6-8 bulan. Modifikasi dari neck righting reaction. Kepala diputar akan diikuti rotasi bahu, lalu diikuti rotasi pelvis atau sebaliknya. Reaksi ini membantu anak tengkurap sendiri.
6. Optical righting reaction
Reaksi untuk melihatm berkembang sesuai dengan kematangan usia anak.
Reaksi keseimbangan
Diperlukan untuk mempertahankan posisi, mengatur dan menyesuaikan sikap tubuh dan anggota gerak. Muncul saat usia 6 bulan. Reaksi ini kompleks yang bekerja sama dengan sejumalh reaksi yaitu:
1. Antigravity Mechanism
Disebut juga supporting reaction, untuk mempertahankan tubuh terhadap gravitasi
2. Postural fiksasi
Memberikan fiksasi pada bagian tubuh, misalnya kepala dengan tubuh
3. Counter posisi
Reaksi pengaturan posisi badan dan gerakan, sehingga memungkinkan gerakan selama mempertahankan suatu posisi.
4. Tilt reaction
Reaksi mempertahankan keseimbangan sewaktu diangkat dari bidang horizontal. Mulai timbul usia 6 bulan.
5. Protective reaction
Reaksi mencegah badan jatuh ke bawah, misalnya berdiri di dorong ke depan, reaksi melangkah atau melompat ke depan. Selain reaksi tersebut juga perlu diketahui ialah: reflex landau, ATNR, menggenggam, STNR, dsb.

Neurologi, Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Klasifikasi Stroke Iskemik


Berikut adalah klasifikasi stroke iskemik berdasarkan penyebabnya :
1. Stroke Emboli
Emboli dapat berasal dari jantung, arteri ekstrakranial maupun emboli paradoxical melalui patent foramen ovale. Sumber emboli cardiogenik termasuk thrombus valvular (seperti mutral stenosis, endoraditis, katup prostetik), thrombus mural (seperti infark myocardm fibrilasi atrial, cardiomyopathy dilatasi, CHF dan atrial myxoma). MI berhubungan dengan 2-3% insidensi stroke emboli, dimana 85% kasus terjadi pada bulan pertama setelah MI.
2. Stroke Thrombosis
Stroke thrombosis dapat mengenai pembuluh darah besar termasuk sistem arteri carotis atau pembuluh darah kecil termasuk percabangan sirkulus wilis dan sirkulasi posterior. Tempat yang umum terjadi thrombosis adalah titik percabangan arteri serebral khususnya distribusi arteri carotis interna. Stenosis arteri dapat mengakibatkan aliran darah yang turbulen dan meningkatkan resiko tebentuknya thrombus, atherosclerosis (seperti plak ulserasi), dan perlengketan plateler yang kesemuanya dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah juga emboli atau oklusi pada arteri.
Penyebab yang umum dari thrombosis adalah polisitemia, defisiensi protein C, dysplasia fibromuscula pada arteri serebral, dan vasokonstriksi yang berkepanjangan pada gangguan migraine headache. Berbagai proses diseksi dari arteri serebral juga dapat menyebabkan stroke thrombosis seperi trauma, diseksi aorta thoracalis dan arteritis. Hipoperfusi distal akibat stenosis atau oklusi arteri atau hipoperfusi area diantara dua arteri serebral dapan menyebabkan stroke iskemik.
Berikut adalah klasifikasi stroke iskemik berdasarkan arteri yang terkena dan gejala yang ditimbulkannya :
1. Sindrom Arteri Serebral Medial
Oklusi arteri serebl meadial biasanya disebabkan oleh emboli. Stenosis arteri serebral medial dengan atau tanpa oklusi thrombotic lebih jarang terjadi.
2. Sindrom Arteri Serebral Anterior
Oklusi arteri serebral anteri juga biasa disebabkan oleh emboli. Oklusi cabang arteri serebral anterior sering tidak begitu mencolok karena adanya aliran darah dari arteri komunikana anterior. Namun demikian ketika ada oklusi pada percabangan utamanya akan menghasilkan defisit yang berat pada dareah yang diperdarahi.
3. Sindrom Arteri Carotis
Oklusi carotid dapat menghasilkan symptom melalui 2 cara yaitu melalui hipoperfusi sekunder akibat stenosis atau oklusi atau dengan adanya emboli. Walau dengan adanya stenotis yang ringan, ulserasi dan plak ateroma dapat menjadi pembentukan thrombus dan putensia sebagai sumber emboli.
4. Sindrom Arteri Serebral Posterior
Arteri serebral posterior dapat mangalami oklusi akibat emboli dan thrombosis
5. Sindrom Artery Vertebrobasilar
Lebih jarang terjadi dibandingkan iskemia sirkulasi anterioe, oklusi arteri basilar dan vertebral dapat disebabkan thrombosis dan emboli.
6. Infark Serebellar
Infark serebelar biasa menyebabkan pusing, mual, muntah, nistagmus dan ataksia. Sering terdapat ataksia tumit-lutut dan telunjuk-hidung. Lebih dari 1 sampai 3 hari, akan terjadi edema pada serebellum yang menyebebkan timbulnya gejala-gejala penekanan batang otak seperti conjugate eye, disfungsi N V ipsilateral dan palsy N VII ipsilateral. Kelainan ini akan berlanjut dengan cepat sampai koma maupun kematian. Pasien dengan manifestasi klinis tersebut harus dievaluasi dan diobservasi dalam beberapa hari sampai komplikasi penekanan batang otak dapat di dikurangi dengan dekompresi surgical pada fossa posterior.
7. Infark Lakunar
Tipe penyakit vascular yang khusus, memiliki karakteristik berupa penebalan hialin pada penetrasi arteri kecil pada otak (lipohialinosis) dan sering terjadi pada pasien diabetes mellitus dan hipertensi. Oklusi pada pembuluh darah ini menghasilkan infark cystic yang kecil dan dalam. Infark ini sering asimptomatis tapi bisa juga menyebabkan gejala seperti stroke motorik yang murni, stroke sensorik yang murni, clumsy hand-dysarthria syndrome, ataksia homolateral dan paresis crural, hemiparese motorik yang murni dengan parese kontralaeral dari gaze lateral dan optalmoplegia internuclear, lacuna sensorimotor, hemiparesis ataksia dan sebagainya. Diagnosi dapat diarahkan ketika EEG normal dengan manifestasi klinis seperti di atas. clumsy hand-dysarthria syndrome Oklusi primer arteri-arteri kecil merupakan mekanisme yang umum, arteri tersebut bisa juga menjadi target emboli dan mengalami oklusi akibat plak atherosclerosis pembuluh darah besarnya.

Stroke Pembunuh No. 3 Di Indonesia


Pada dasarnya stroke adalah keadaan di mana sel-sel otak mengalami kerusakan karena tidak memperoleh oksigen dan nutrisi yang cukup. Sel-sel otak harus selalu mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi yang cukup agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Penghambatan aliran oksigen ke sel-sel otak selama 3-4 menit terbukti dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak. Semakin lama penghambatan itu terjadi, efeknya akan semakin parah dan sulit untuk dipulihkan. Termasuk ke dalam faktor resiko stroke adalah penderita hipertensi, gangguan hati, penderita diabetes, dan perokok. Resiko stroke juga dapat terjadi pada seseorang dengan level kolesterol darah yang tinggi, konsumsi alkohol, atau karena faktor genetik dan keturunan. Faktor usia turut berpengaruh di mana 95 % kejadian stroke terjadi pada seseorang dengan usia lebih dari 45 tahun dan dua pertiganya terjadi pada usia lebih dari 65 tahun.
Secara garis besar terdapat dua tipe utama penyakit stroke, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik merupakan tipe yang paling sering ditemukan dan disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah akibat adanya gumpalan darah (emboli) dan aterosklerosis pada pembuluh darah otak. Sedangkan stroke hemoragik disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak. Hipertensi dapat memicu stroke hemoragik karena kondisi hipertensi dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada dinding pembuluh darah sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan akan mudah pecah. Stroke hemoragik dapat juga terjadi pada mereka yang tidak menderita hipertensi. Pada kasus seperti itu, biasanya pembuluh darah akan pecah akibat lonjakan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba, misalnya karena konsumsi makanan ataupun faktor emosional. Pecahnya pembuluh darah di otak dapat menyebabkan sel-sel otak yang seharusnya mendapat asupan oksigen dan nutrisi menjadi kekurangan suplai dan akhirnya mati. Walaupun terjadinya lebih jarang dibandingkan dengan stroke iskemik, stroke hemoragik memiliki tingkat bahaya yang lebih serius.
Gejala stroke biasanya tergantung pada tipe stroke dan area dari otak yang dipengaruhi. Namun, pada dasarnya gejala serangan stroke pada seseorang dapat dikenali antara lain seperti tiba-tiba lemah (lumpuh) satu sisi tubuh; kesemutan satu sisi tubuh: pandangan gelap; tidak lancar berbicara; mulut menjadi miring ke kiri atau kanan; tiba-tiba hendak jatuh saat akan berjalan; kadang disertai pusing dan terasa berputar-putar; mual dan muntah; atau kesadaran tiba-tiba menurun. Gejala-gejala tersebut dapat ditemukan salah satu saja atau bisa muncul beberapa gejala sekaligus, tergantung berat dan letak kerusakan saraf otak pada orang tersebut.
Modifikasi gaya hidup sangat penting dalam pencegahan stroke. Konsumsi makanan cepat saji dengan kadar lemak tinggi dapat menyebabkan penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah yang kemudian akan menimbulkan sumbatan pada aliran darah ke otak. Membiasakan diri untuk tidak merokok merupakan salah satu langkah yang tepat untuk menghindarkan diri dari stroke. Hal ini penting dilakukan mengingat kebiasaan merokok terbukti meningkatkan serangan stroke dibandingkan dengan orang-orang bukan perokok. Untuk Anda yang berumur 40 tahun ke atas, tidak ada salahnya untuk rutin memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui apakah Anda memiliki faktor-faktor resiko seperti hipertensi, diabetes melitus, hiperlipidemia, dan lain-lain. Mengingat besarnya arti kesehatan, hendaknya mulai dari sekarang kita berusaha untuk memelihara tubuh kita sendiri agar terbebas dari berbagai ancaman penyakit, seperti halnya stroke.

Neurologi, Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Manisfestasi Klinik Stroke

Stroke iskemik memberikan gambaran klinis berupa simptom dan tanda fokal yang berhubungan dengan area otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang terkena. Pada stroke iskemik, oklusi pembuluh darah menghalangi aliran darah ke area spesifik di otak, mengganggu fungsi neurologik yang bergantung pada regio tersebut dan memberikan gambaran pola defisit yang khas untuk regio tersebut. Berbeda dengan stroke iskemik, stroke hemoragik memberikan pola keterlibatan fokal yang tidak dapat diprediksikan sebab komplikasinya seperti peningkatan tekanan intrakranial, oedema cerebral, penekanan jaringan otak dan pembuluh darah atau perembesan darah melalui rongga subaraknoid atau ventrikel otak dapat mengganggu fungsi otak yang jauh dari tempat perdarahan terjadi.
Sebelum melangkah lebih jauh sebaiknya kita mengetahui dahulu sirkulasi darah darah otak. Peredaran darah di otak dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu :
1. Sirkulasi anterior
Sirkulasi anterior otak yang mensuplai sebagian besar dari korteks dan substansia putih subkorteks, basal ganglia, dan kapsula interna, terdiri atas : arteri karotis interna dan cabang-cabangnya yaitu arteri koroidal anterior, arteri cerebral anterior, arteri cerebral media. Arteri cerebral media memberikan cabang arteri lentikulostriata. Stroke yang diakibatkan oleh gangguan pada sirkulasi anterior akan memberikan gejala dan tanda berupa aplasia, apraxia, agnosia, hemiparesis, hemisensori dan defek visual.
2. Sirkulasi posterior
Sirkulasi posterior otak mensuplai batang otak, cerebellum, thalamus dan juga bagian dari lobus occipital dan temporal. Sirkulasi ini terdiri atas: sepasang arteri vertebralis, ateri basilaris dan cabangnya yaitu arteri serebelaris posterior inferior, arteri serebelaris anterior inferior, arteri serebelaris superior, dan arteri cerebral posterior. Stroke yang diakibatkan oleh gangguan pada sirkulasi posterior akan memberikan gejala dan tanda berupa disfungsi batang otak, termasuk koma, vertigo, mual dan muntah, kelumpuhan nervus kranialis, ataksia dan defisit sensorimotorik yang mengenai wajah pada satu sisi tubuh dan anggota gerak pada sisi lainnya. Hemiparesis, hemisensori dan defisit lapangan penglihatan juga terjadi, tetapi tidaklah spesifik untuk stroke yang diakibatkan oleh gangguan pada sirkulasi posterior. Pendekatan klinis terhadap stroke iskemik bergantung pada kemampuan untuk mengidentifikasi dasar neuroanatomik dari defisit klinis.
Berikut adalah korelasi klinik anatomik dari stroke iskemik.
1. Arteri serebral anterior
Arteri serebral anterior mensuplai korteks serebral parasagital, yang termasuk bagian dari korteks motorik dan sensorik yang berhubungan dengan kaki kontralateral dan juga disebut sebagai pusat inhibisi dan mikturisi kandung kemih. Stroke akibat oklusi arteri serebral anterior jarang dijumpai bila dibandingkan dengan stroke akibat oklusi arteri cerebral medial yang menerima aliran darah serebral dalam jumlah besar. Dapat dijumpai paralisis lengan dan tungkai kontralateral, grasp reflex kontralateral, rigiditas gegenhalten, abulia, gangguan gait, prespirasi dan inkontinensia urin.
2. Arteri serebral medial
Arteri cerebral medial mensuplai sisa dari hemisfer cerebral dan struktur subkortikal dalam. Cabang kortikal dari arteri cerebral medial termasuk devisi superior mensuplai seluruh area korteks motorik dan sensorik dari wajah, tangan, dan lengan Berta area berbahasa ekspresif (Broca) dari hemisfer dominan. Devisi inferior mensuplai radiasi visual, area berbahasa reseptif (Wernicke) dari hemisfer dominan. Arteri lentikulostriata yang merupakan cabang dari bagian proksimal arteri cerebral medial mensuplai daerah basal ganglia dan juga serabut motorik untuk wajah, lengan, tangan, kaki pada genu dan krus posterior kapsula interna.Arteri serebralis medial adalah arteri yang paling Bering terkena dalam stroke iskemik. Bergantung dari devisi yang terlibat, bermacam-macam gambaran klinis dapat terlihat.
  • Stroke devisi superior
    Hemiparesis kontralateral yang mengenai wajah, tangan dan lengan tetapi tidak pada kaki; hemisensori kontralateral pada area yang sama; tanpa hemianopia homonim. Kalau area hemisfer dominan terlibat maka selain gambaran diatas juga disertai dengan afasi broca.
  • Stroke devisi inferior
    Hemianopsia homonim kontralateral; gangguan fungsi sensoris kortikal yang bermakna seperti grafastesia dan stereognosis pada kontralateral tubuh, anosognosia, dressing apraxia, konstruksional apraxia. Kalau hemisfer dominan juga ikut terkena maka dijumpai aplasia Wernicke.
3. Arteri karotis interna
Derajat keparahan stroke arteri karotis interna sangat bervariasi bergantung pada adekuat tidaknya sirkulasi kolateral. Oklusi arteri karotis dapat bersifat asimptomatik, sedang yang simptomatik memberikan gejala yang mirip dengan stroke arteri cerebralis medial walaupun gejala lain mungkin juga timbul.
4. Arteri serebralis posterior
Arteri serebralis posterior yang berasal dari ujung arteri basiler memberi suplai darah pada korteks cerebral okksipital, lobus temporal medial, thalamus dan rostral otak tengah. Gambaran klinis berupa hemianopia homonym yang mengenai lapangan pandang kontralateral. Kalau oklusi terjadi pada level otak tengah, abnormalitas ocular yang meliputi kelumpuhan pandangan vertical, kelumpuhan nervus okulomotor. Kalau oklusi yang terjadi mengenai lobus oksipital hemisfer dominan, maka pasien akan mengalami anomik fasia, aleksia tanpa agrafia, dan visual agnosia.
5. Arteri Basiler
Arteri basiler berasal dari pertemuan sepasang arteri vertebralis. Arteri basiler berjalan melalui permukaan ventral dari batang otak dan berakhir pada level otak tengah, kemudian bercabang menjadi arteri serebralis posterior. Cabang-cabang arteri basiler mensuplai lobus oksipital dan temporal medial, thalamus medial, krus posterior dari kapsula interna dan keseluruhan batang otak dan serebellum.
Gambaran oklusi thrombus dan emboli pada arteri basiler
Di klinis sehari-hari, factor predisposisi pasien dengan gangguan serebrovaskuler harus cari, yang paling memungkinkan adalah TIA, hipertensi dan diabetes mellitus. Kondisi medis lain seperti, penyakit jantung iskemik atau penyakit katup jantung atau aritmia jantung juga harus dicari. Dari gambaran klinis yang ada, harus dapat menentukan kira-kira stroke ini disebabkan oleh suatu proses thrombosis atau emboli. Pasien dengan thrombosis biasanya mempunyai gambaran klinis defisiensi neurologic yang bertambah secara bertahap dan biasanya sebelumnya didahului oleh episode TIA. Sedang stroke yang disebabkan oleh emboli biasanya memberikan gambaran defisit neurologic yang muncul secara tiba-tiba taanpa ada tanda-tanda peringatan dan gejalanya maksimal saat onsetnya.

FISIOTERAPI



FISIOTERAPI adalah bentuk pelayanan Kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan ( fisik, elektroterapeutis dan mekanis ), pelatihan fungsi, komunikasi.

FISIOTERAPIS adalah seseorang yang telah lulus pendidikan formal fisioterapi dan kepadanya diberikan kewenangan tertulis untuk melakukan tindakan fisioterapi atas dasar keilmuan dan kompetensi yang dimilikinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

ILMU FISIOTERAPI adalah sintesa ilmu biofisika, kesehatan, dan ilmu-ilmu lain yang mempunyai hubungan dengan upaya fisioterapi pada dimensi promosi, pencegahan, intervensi, dan pemulihan gangguan gerak dan fungsi serta penggunaan sumber fisis untuk penyembuhan seperti misalnya latihan, tehnik manipulasi, dingin, panas serta modalitas elektroterapeutik.

Pesawat Tempur Multifungsi


Pesawat Tempur Multifungsi adalah pesawat tempur yang dapat melakukan berbagai macam misi misi militer di udara seperti fighter, serang, intai taktis maupun pemboman, sekaligus mempertahankan keunggulan di udara (Air Superiority). Pesawat tempur tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan pertahanan negara mengingat untuk mengoperasikan pesawat-pesawat tempur berbagai jenis memerlukan biaya yang cukup mahal karena perkembangan teknologi dan ancaman ancaman dari sitem pertahanan udara lawan. Umumnya pesawaat tempur desain sekarang dirancang untuk multirole sekaligus Air Superiority. Meskipun demikian rancangan pesawat tempur tersebut tidak mengurangi kelincahan dan kegesitan pesawat serta kemampuan radar dalam mendeteksi lawan. Mampu membawa persenjataan yang lebih banyak dan beragam. Beberapa negara merancang pesawat tempur ini dengan kemampuan stealth. Untuk meringankan biaya produksi, pesawat tempur jenis ini diproduksi tidak dilakukan oleh satu negara tetapi oleh negara negara yang potensial untuk mengoperasikannya misalnya Eurofighter (Eropa Barat), JSF (Joint Strike Fighter; Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Singapura, Australia).
Umumnya pesawat tempur generasi sekarang adalah multifungsi contoh F-16, F-15, F/A-18 (USA), MiG 29, Su-27 (Rusia), Rafale, Mirage 2000 (Perancis), Eurofighter (eropa barat), JAS-39 Gripen (Swedia)

Pesawat Serang Darat





 
Pesawat serang darat (bahasa Inggris: ground attack aircraft) adalah pesawat militer yang dirancang untuk memberikan dukungan langsung kepada pasukan darat seperti infanteri, tank, dan kendaraan tempur militer lainnya. Maka penggunaan pesawat ini lebih kepada fungsi taktis daripada strategis, dengan penempatannya di garis depan pertempuran, bukan di belakang garis pertahanan lawan.
Pesawat jenis ini memiliki nama lain yang sering digunakan, misalnya pesawat serang, pesawat tempur serang, pesawat pengebom taktis, dan lain-lain. Pada angkatan bersenjata Amerika Serikat, pesawat serang darat diberikan kode A- untuk "attack", seperti pada "A-4". Angkatan bersenjata Britania Raya menggunakan kode FB untuk "fighter-bomber", dan yang lazim digunakan sekarang adalah G untuk "ground" yang dipakai pada "Harrier GR1".

Pesawat Tempur Latih


Pesawat tempur latih adalah pesawat tempur yang digunakan untuk melatih calon penerbang, atau melatih penerbang agar siap menggunakan pesawat pesawat jenis dan fungsi tertentu. Umumnya dibagi atas pesawat tempur latih dasar dan latih lanjut.
Bagi kebanyakan negara, harga pesawat tempur dianggap terlalu mahal sehingga pesawat tempur latih juga digunakan sebagai armada pesawat serang antigerilya (COIN/Counter Insurgency). Untuk menjaga keterampilan pilot sekaligus menghemat biaya pelatihan dan operasional, umumnya digunakan flight simulator.

Pesawat tempur latih dasar

Pesawat tempur latih dasar adalah pesawat tempur yang digunakan untuk melatih calon calon penerbang dari segi basic (dasar). Biasanya digunakan untuk melatih pilot-pilot sipil atau militer. pesawat yang digunakan adalah pesawat ringan dengan avionik standar meskipun para produsen merancang pesawat tempur latih dasar dengan avionik setara pesawat tempur latih lanjut ataupun mirip dengan pesawat tempur yang akan digunakan. Menggunakan mesin piston ataupun turboprop selain itu sering digunakan untuk membentuk team aerobatik selain menggunakan pesawat tempur utama. Umumnya tidak bersenjata meskipun dapat dimodifikasi untuk membawa senjata ringan untuk fungsi pesawat serang antigerilya (COIN). Memiliki tempat duduk dua dengan posisi side by side (samping kanan kiri) ataupun tandem (muka belakang).
Contoh pesawat tempur jenis ini adalah Super Tucano, KAI KT-1, AS 202 Bravo, Pilatus.

Pesawat tempur latih lanjut

Pesawat tempur latih lanjut digunakan untuk penerbang militer untuk tingkatan lanjut (advanced) sesuai dengan tugasnya dan mempersiakan untuk menjadi penerbang pesawat tempur tipe lainnya. Umumnya menggunakan mesin jet atau turbojet. Dengan teknologi yang sudah disiapkan setara atau menyamai pesawat tempur fungsional atau multi fungsi selain itu dapat digunakan sebagai pesawat tempur ringan atau pesawat tempur lapis kedua dengan tugas sebagai pesawat tempur serang darat (fighter ground attack). Pesawat tipe ini biasanya sudah dipersenjatai baik rudal udara ke udara, rudal udara ke darat maupun canon. Model pesawat ini misalnya Hawk Mk109/209, Aero L-39 Albatros, Alphajet, Pampa, AMX, Mitsubishi Fuji T-1.
Selain itu ada pula pesawat tempur fungsional ataupun pesawat tempur multi fungsi yang digunakan sebagai pesawat latih. Besawat tersebut memiliki tempat duduk dua buah disusun secara tandem(muka belakang). Selain digunakan untuk latih, juga dapat membantu meringankan pilot dalam pesawat tempur fungional atau multifungsi atau digunakan sebagai intai. Misalnya MiG-21, MiG-29, F-16A/B, TA-4 Skyhawk.

Pesawat Siluman

B-2 Spirit stealth bomber
Pesawat siluman (bahasa Inggris: stealth aircraft) atau disebut pesawat amat senyap[1] adalah pesawat yang dirancang untuk menyerap dan membelokkan radar menggunakan teknologi siluman, membuatnya lebih sulit untuk dideteksi. Pada umumnya tujuannya adalah melancarkan serangan selagi dia masih berada di luar pendeteksian musuh. F-117 Nighthawk adalah salah satu jenis pesawat siluman yang digunakan angkatan udara Amerika Serikat dalam Perang Teluk.
Pesawat siluman memiliki kemampuan untuk menghindari pendeteksian, baik deteksi secara visual, audio, sensor panas, maupun gelombang radio (radar). Secara visual, pesawat lebih sulit untuk terlihat bila mempunyai warna yang sama dengan warna latar belakangnya (kamuflase). Secara audio, tentunya berusaha untuk membuat pesawat semakin tenang. Secara sensor panas, pesawat biasanya dideteksi dari panas yang timbul dari badannya atau dari temperatur udara di sekelilingnya. Bagian paling panas dari pesawat biasanya adalah saluran buangan udara mesin atau exhaust dan leading edge (bagian pesawat yang pertama membelah udara). Panas dari exhaust bisa dikurangi dengan cara mencampur semburan mesin dengan udara dingin dari luar badan pesawat sebelum dihembuskan keluar pesawat dan memperpanjang pipa exhaust (seperti A-4 Skyhawk Indonesia yang mempunyai exhaust lebih panjang dibanding versi standarnya). Bagian exhaust ini biasanya dikejar oleh rudal anti-pesawat dengan sensor inframerah. Akan tetapi rudal pencari panas modern kini juga memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan mengejar panas yang dihasilkan akibat pergesekan permukaan badan pesawat dengan udara.
Deteksi secara gelombang radio adalah dengan cara mencegah gelombang radio dari radar tidak terpantul dari badan pesawat dan kembali ke radar. Gelombang radio tersebut bisa diserap jika badan pesawat dilapisi RAM (Radar Absorbent Material), dipantulkan ke arah lain, atau sedemikian sehingga gelombang tersebut menjadi hilang atau saling meniadakan (hal inilah yang mendasari bentuk pesawat siluman yang mempunyai bentuk yang lain dari pesawat biasa atau agak aneh).
Pesawat siluman biasanya tidak 100% tidak terdeteksi radar. Tetapi karena memiliki RCS (Radar Cross Section) yang kecil maka di layar radar hanya tampak sebesar gerombolan burung, bukan pesawat.

Penemuan Teknologi Siluman

'Siluman' dikembangkan oleh seorang ilmuwan Rusia, pada tahun 1966 oleh Dr. Pyotr Ufimtsev melalui sebuah kertas kerja yang berjudul method of edge waves in the physical theory diffraction (Metode Gelombang Tepian dalam Teori Fisik Difraksi) yang merupakan kertas kerja yang cukup panjang namun tidak bertele-tele yang diterbitkan oleh salah satu media di Moskow pada tahun 1966. Namun kertas kerja ini tidak memperoleh sambutan yang hangat oleh para ahli di sana, karena banyak isinya yang tidak bisa dicerna oleh akal sehat. Padahal Ufimtsev adalah ahli yang berpengalaman dalam Institut Rekayasa Radio Moskow.
Ide murni Ufimtsev berupa formulasi pelumpuhan radar dan jaringan kerjanya diambil dari kesimpulan mentah ahli Inggris James Clerk Maxwell pada abad ke-19 di mana setelah diramu berkali-kali ditambah dengan penalaran terpadu, Ufimtsev mengkalkulasikan cara-cara baru, yakni membentuk ruang bentuk geometris khusus yang mencerminkan radiasi elektromagnetis. Dengan menciptakan kalkulasi silang sebuah radar yang mudah dilumpuhkan. Ia menetapkan rumus konfigurasi bersisi dua dimensi, berupa tata cara mengutak-atik komponen dalam sebuah radar. Hasilnya, radar bisa terganggu bila dikacaukan dengan sinar dua dimensi tadi. Sinar itu sebenarnya masih belum cukup tetapi jika dikalkulasikan secara cermat dari situ bisa diciptakan pesawat tiga dimensi yang sulit dilacak radar.
Secara teoritis, banyak sekali kekuatan untuk melumpuhkan stealth, namun diperlukan sangat banyak jaringan komputer yang bekerja sangat cepat. Persisnya seperti mengamati bola dengan menggunakan teropong di mana bisa dilokalisasi namun jangan harap bisa menjejaknya sehingga ibarat bola yang dimainkan, para pemain sudah menggiring bola entah ke mana dan tidak mungkin menembak bola yang terbang entah ke mana arahnya dengan senapan angin.
Pada tahun 1979, Rusia mengembangkan satu pesawat intai dan dari uji coba ternyata berhasil mengecoh radar anti pesawat terbang Amerika Serikat di padang pasir Nevada.

Jatuh ke tangan Amerika Serikat

Pada tahun 1976, salinan tersebut akhirnya bocor dan jatuh ke tangan Amerika Serikat, lantas dialihbahasakan oleh divisi teknologi Angkatan Udara Amerika. Secara rutin, para ahli di Angkatan Udara menjabarkan, menganalisis dan mengembangkan teknologi steath tersebut. Di antaranya berupa pesawat mata-mata SR-71 Blackbird, F-117 dan B-2.

Prinsip Pesawat Stealth

Pada prinsipnya, supaya pesawat tersebut menjadi stealth (siluman) dalah cara memperkecil Radar Cross Section (RCS) yang tampak pada Radar. Langkah yang dilakukan adalah membuat desain bentuk pesawat tersebut sedemikian rupa sehingga permukaan-permukaan pesawat sekecil mungkin memantulkan energi yang dipancarkan radar untuk ditangkap kembali oleh antena radar. Bahkan bila perlu bentuk pesawat tersebut sama sekali tidak memantulkan energi radar. Kalaupun dipantulkan, diusahakan agar pantulan energi radar tersebut diarahkan ke arah lain sehingga jika ada yang tertangkap kembali, paling tidak hanya sebagian kecil saja. Untuk itu, maka bentuk pesawat dibuat aneh tidak seperti biasanya. Seperti contoh, bentuk pesawat B-2 yang memiliki rentang yang sama panjangnya dengan rentang pesawat DC-10 namun bentuknya dibuat pipih dan melengkung di bagian tengah badannya. Dengan bentuk demikian, disamping cepat rambat pancaran radar diperlambat juga memberikan efek pantulan ke segala arah.
Bentuk sayap pesawat juga mempengaruhi pantulan pancaran energi radar. Bentuk sayap pesawat lama yang lurus ke samping misalnya memberikan pantulan yang sempurna sehingga pesawat ini mudah terdeteksi. pada layar monitor, titik RCS pesawat-pesawat itu tampak besar.
Melihat kenyataan demikian, kemudian orang membuat sayap sayung kebelakang, memang memperkecil pantulan namun tidak memuaskan karena RCS makin besar, maka dibuatlah delta yang membuat sebagian besar pancaran radar yang mengenai sayap itu, sebagian besar dibuang ke arah lain. Kemudian dibuat sayap dengan bentuk sabit seperti yang dimiliki pesawat-pesawat generasi berikutnya. Dengan membuat lengkungan pada bagian sayap, leading edge, maka pantulan ke arah lain semakin sempurna.
Desain lain adalah membentuk pesawat bersegi-segi kubustik seperti bentuk mata faset, seperti pada mata capung. Bentuk tersebut juga ditemui pada helikopter pada generasi 1980-1990-an seperti pada AH-1 Cobra, dan AH-64 Apache sehingga pantulan radar tidak kembali ke antena radar.
Kemudian umumnya desain pesawat stealth tidak mengijinkan adanya pylon atau penggantung rudal maupun roket yang digantungkan pada badan dan sayap pesawat seperti yang dijumpai pada pesawat umumnya. Sehingga rudal ditempatkan pada rak-bom (bomb bay) khusus.
Cara lain yakni dengan menggunakan material khusus yang dikenal sebagai RAM (Radar Anti material) yang merupaka bahan penyerap energi pancaran radar. Bahan-bahan tersebut antara lain komposit berupa graphyte epoxy dari karbon. Karena bahan itulah, maka energi radar tidak terpantulkan.
Meskipun demikian, rancangan tersebut tetap tidak sempurna untuk mengelabui radar. Sebagai contoh pesawat stealth F-117 berhasil ditembak jatuh oleh rudal anti pesawat udara SAM (Surface to Air Missiles) SA-2 Guideline milik Serbia ketika operasi udara NATO pada tahun 1999 saat Konflik Kosovo.

Daftar pesawat stealth berawak